Selasa, 24 November 2015




 
ANATOMI FISIOLOGI(KOLESTATIS&JAUNDICE)


  
KELOMPOK 6
1.LISA.TONAPA
2.ERNA.WATI
3.KAROLINA HELGA EPIS
4.MUH.RAFZAL
5.SULFIANI
6.MILA SARI

DIII ANALIS KESEHATAN
STIKES MEGA REZKY
TAHUN 2015


KOLESTATISB DAN JAUNDICE
A.Defenisi kolestatis dan jaundice
1. Kolestatis adalah:
          Kolestatis adalah Berkurangnya atau terhentinya aliran empedu. Kolestatis merupakan sindron(kumpulan gejalah) yang menandahkan adanya suatu penyakit.
2.Jundice adalah:
         
Jundice adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya seperti membran mukosa yg menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yg meningkat konsentrasinya dalam siklus darah. Jaundice merupakan tanda klinis bahwa hati dan sistem empedu tidak berjalan normal. Jaundice juga dikenal dengan sebutan ikterus,ikterik, atau sakit kuning.
B.Penyebab terjadinya kolestatis dan jaundice.
1.Penyebabab kolestatis:
            Penyebab kolestatis yaitu gangguan aliran empedu biasa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus dua belas jari (duodenum,bagian paling atas dari usus halus).
Penyebab kolestatis terbagi atas 2 kolompok yaitu :
~Berasal dari hati
1.Hepatitis
2.Penyakit hati alkohilik
3.Sirosis bilier primer
4.Akibat obat-obatan
5.Akibat perubahan hormon selama kehamilan(kolestatis pada kehamilan)

~Berasal dari luar hati
1.Batu di saluran empedu
2.Penyempitan saluran  empedu
3.Kanker saluran empedu
4.Kanker pangkreas
5.Peradangan pancreas
2.Penyebab jaundice:
            Jundice disebabkan karena jumlah bilirubin yang tinggi (berlebihan) dalam darah. Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah dapat terjadi karena :
1.Peradangan atau adanya kelainan pada hati yang mengganggu proses pembuangan ke empedu.
2.Penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh batu empedu atau tumor.|
3.Pemecahan sejumlah besar sel darah merah.

C.Pencegahan/penangulangan kolestatis dan jaundice

1.Cara pencegahan kolestatis:

  Merupakan keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan atau pengeluaran empedu. Kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, dan K oleh usus, juga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

            Cara-cara pencegahan Kolestasis:
A.     Jangan mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan
B.      Olahraga dengan teratur
C.      Aturlah cara pola makan
D.     Hindari merokok

2.Pencegahan penyakit kuning(jaundice):

            Banyak kondisi atau faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit kuning, salah satunya  adalah hepatitis. Upaya  pencegahan yang bisa kita lakukan adalah dengan meminimalisasi risiko terkena kondisi tersebut.
            Selain itu, berolahraga secara teratur, mengontrol konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan juga penting untuk diterapkan sebagai upaya mencegah penyakit kuning.


D.Cara pengobatan kolestatis dan jaundice
1.Cara pengobatan kolestatis :
            Penggobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke dalam usus. Pada prinsipnya ada beberapa hal pokok yang menjadi pedoman dalam penatalaksanaannya, yaitu:
1. Sedapat mungkin mengadakan perbaikan terhadap adanya gangguan aliran empedu
2. Mengobati komplikasi yang telah terjadi akibat adanya kolestasis
3. Memantau sedapat mungkin untuk mencegah kemungkinan terjadinya keadaan fatal yang dapat mengganggu proses regenerasi hepar
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan
5. Sedapat mungkin menghindari segala bahan/keadaan yang dapat mengganggu/merusak hepar
.
            Dalam hal ini pengobatan dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
1. Tindakan medis
• Perbaikan aliran empedu: pemberian fenobarbital dan kolestiramin, ursodioxy cholic acid (UDCA).
• Aspek gizi: lemak sebaiknya diberikan dalam bentuk MCT (medium chain triglyceride) karena malabsorbsi lemak. Diberikan tambahan vitamin larut lemak
2. Tindakan bedah
Tujuannya untuk mengadakan perbaikan langsung terhadap kelainan saluran empedu yang ada.
(cfs/disederhanakan dari bulletin IKA thn. XXIX, no. 1 Jan 2001)

2.Cara pengobatan jaundice :

            Jika penyebabnya adalah penyakit hati(misalnya hepatitis virus),biasanya jaundice akan menghilang sejalan dengan perbaikan penyakitnya.
Jika penyebabnya adalah penyumbatan pada saluran empedu, biasanya dilakukan pembedahan atau endoskopi segera mungkin,untuk membuka saluran yang tersumbat.
            Pengobatan penyakit Jaundice sering tidak diperlukan, dan kebanyakan kasus yang membutuhkan pengobatan merespon dengan baik terhadap terapi noninvasif. Meskipun jarang terjadi komplikasi, bayi Jaundice berat atau Jaundice yang minim pengobatan dapat menyebabkan kerusakan otak. Perawatan untuk menurunkan tingkat bilirubin dalam darah bayi dapat dilakukan melalui :

  • Cahaya terapi (fototerapi)
Bayi Anda dapat ditempatkan di bawah pencahayaan khusus yang memancarkan cahaya dalam spektrum biru-hijau. Cahaya bukanlah sinar ultraviolet, dan filter perisai pelindung plastik apapun sinar ultraviolet yang dapat dipancarkan. Selama perawatan, bayi Anda hanya akan menggunakan popok dan pelindung mata. Terapi cahaya bisa ditambah dengan penggunaan pad pemancar cahaya atau kasur.
  • Imunoglobulin intravena (IVIG)
Jaundice berkaitan dengan perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi. Hal ini menyebabkan kondisi bayi membawa antibodi ibu yang berkontribusi terhadap kerusakan sel darah pada bayi. Transfusi intravena imunoglobulin, protein darah yang dapat mengurangi tingkat antibodi, dapat mengurangi penyakit jaundice dan mengurangi kebutuhan untuk transfusi darah.


E.Cara pemeriksaan kolestatis dan jaundice

1.Cara  pemeriksaan kolestatis:
  1. Pemeriksaan serum bilirubin direk dan indirek. 2
  2. Feses seperti dempul atau pucat (akholic)
Pada pemeriksaan feses ini dapat dilakukan dengan teknik 3 porsi, diambil contoh feses selama 3 kali berturut-turut dan dibandingkan untuk melihat warna dari pada feses atau dengan menggunakan kartu warna feses.22

Gambar 7. Warna feses dan pemeriksaan feses .23

3.Urine berwarna gelap, pemeriksaan urine analisis dan bilirubin dalam urine.

                        Gambar 8. Warna urine.24
  1. Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi hati: Alanin aminotransferase, Aspartat aminotransferase, Gama Glutamin Transpeptidase, alkali phosftase, albumin, Protombine time dan tromboplastin dan Infeksi TORCH.1-3,5
  2. Pemeriksaan Ultra Sonografi 2 fase (atresia biliaris, duktus choledokus, batu empedu, slude bilier, atau tumor) ataupun MRCP, ERCP, Skintigrafi, kolangiografi.10
  3. Biopsi Hati.25
2.Cara pemeriksaan jaundice:

1.Ultrasonografi/USG

Pemeriksaan batu empedu yang biasa dilakukan adalah dengan USG (ultrasonografi). Pemeriksaan standar ini berguna untuk melihat lokasi keberadaan batu empedu pada hati dan kandung empedu.
Selain itu, metode ini akan membantu dokter melihat apakah juga terjadi penyumbatan, infeksi atau ruptur pada kandung empedu. Keakuratan pemeriksaan ini mencapai 95 persen.
Apalagi, jika pemeriksaan dilakukan saat penderita sedang mengeluhkan gejalanya. Selain biaya yang relatif lebih murah, keunggulan metode ini adalah tidak adanya efek samping. Sedangkan, kelemahan metode pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk melihat batu jika letaknya berada di saluran dan muara saluran empedu.

2.Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography/ERCP

Metode ERCP digunakan untuk memastikan keberadaan batu, terutama pada duktus koledokus. Prosedurnya dilakukan dengan memasukan pipa lentur melalui mulut menuju lambung dan usus dua belas jari.
Setelah mencapai usus dua belas jari, pipa kecil (kanula) dimasukkan menuju duktus koledokus setelah sebelumnya, zat kontras iodium disemprotkan ketika pipa berada di pintu masuk duktus koledokus.
Bila keberadaan batu ditemukan dalam duktus koledokus, batu akan langsung dikeluarkan saat itu juga. Karena itu, selain bersifat diagnostik, ERCP juga bersifat terapi. Inilah keunggulan utamanya.
Meski begitu, dengan kemajuan yang pesat di bidang radiologi diagnostik, pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangio-Pancreatography (MRCP) lebih sering digunakan untuk menggantikan metode ERCP sehingga kini, ERCP sering dilakukan guna terapi saja. 

3. Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography/ERCP

Metode ERCP digunakan untuk memastikan keberadaan batu, terutama pada duktus koledokus. Prosedurnya dilakukan dengan memasukan pipa lentur melalui mulut menuju lambung dan usus dua belas jari.
Setelah mencapai usus dua belas jari, pipa kecil (kanula) dimasukkan menuju duktus koledokus setelah sebelumnya, zat kontras iodium disemprotkan ketika pipa berada di pintu masuk duktus koledokus.
Bila keberadaan batu ditemukan dalam duktus koledokus, batu akan langsung dikeluarkan saat itu juga. Karena itu, selain bersifat diagnostik, ERCP juga bersifat terapi. Inilah keunggulan utamanya.
Meski begitu, dengan kemajuan yang pesat di bidang radiologi diagnostik, pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangio-Pancreatography (MRCP) lebih sering digunakan untuk menggantikan metode ERCP sehingga kini, ERCP sering dilakukan guna terapi saja.

4. Magnetic Resonance Cholangio-Pancreatography/MRCP

Magnetic Resonance Cholangio-Pancreatography (MRCP) merupakan pemeriksaan pencitraan yang menggunakan resonansi gelombang elektromagnetik. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi batu di kandung empedu dan saluran empedu dengan sangat baik, bahkan apabila ada kanker pada saluran empedu.
Tingkat keakuratan metode pemeriksaan ini mencapai 90% dan relatif aman. Sayangnya, biaya pemeriksaan ini terbilang cukup mahal.

5. Pemeriksaan CT Scan

Pemeriksaan CT Scan yang dilakukan akan memperlihatkan lebih detail lagi mengenai keberadaan batu, ada atau tidaknya sumbatan, dan pelebaran saluran empedu serta berbagai komplikasi yang terjadi seperti peradangan maupun kandung empedu yang pecah (ruptur). Sayangnya, metode pemeriksaan ini lebih mahal dibandingkan metode pemeriksaan dengan USG.

6. Hepatobilliary Scan/HIDA

HIDA scan sebenarnya tidak secara spesifik diperuntukkan untuk mendeteksi keberadaan batu empedu, namun hanya digunakan untuk memastikan apakah terjadi penyumbatan di duktus sistikus atau tidak, baik itu karena adanya batu maupun peradangan.
Selain itu, dengan metode ini, dokter dapat memastikan bagaimana fungsi ekskresi hati Anda, misalnya untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam proses pengeluaran garam empedu atau tidak.
Sebagai tambahan, selain berbagai metode pemeriksaan baru empedu di atas, pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang guna mendeteksi kondisi lain akibat adanya batu seperti radang, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi pankreas dan lainnya





1 komentar:

  1. Top 10 casinos that accept PayPal (Updated 2021)
    Casino sites that bet accept PayPal include Unibet 검증사이트목록 Casino, Microgaming, NetEnt, nba betting odds Play'n Go, Microgaming, Microgaming, Play'n GO, 헐리우드 노출 Evolution 토큰 룰렛 Gaming, Spin.

    BalasHapus